About

Hi, I’m Tina Latief.

I’m a writer based in Indonesia and live in Jakarta (when I’m working) and Yogyakarta (when I’m not working).

I study political sociology with a research interest in the evolving intersection between civil society and technology with a focus on the social movement in the internet era. I interested in how people engage in civic action by exploiting the full potential of technology and make it a powerful ally to foster and strengthen civil society.

In 2015, I conducted a qualitative analysis to uncover how civil society promotes transparency using technology in the 2014 Indonesia presidential election. I made a research about Kawal Pemilu (kawalpemilu.org), a website that guards the vote-counting process following the National Election Commission’s decision to upload voting results to its official government website. My research found, where governmental services do not or can not meet all the needs of constituents, Kawal Pemilu as the civil society organizations endeavor to fill the gaps. In 2014, Kawal Pemilu demonstrates the importance of civil society in sustaining vibrant communities — both within and across borders in promoting transparency.

In relation to that, I care about media literacy. I mean, the modern version of what has been called “media literacy”. As we know that in the 21st century, we enter the era of democratized media where almost anyone can publish and find almost anything that others have published. Now, information can come at us from almost everywhere and from anyone. In another word, it creates information abundance.

Information abundance can lead to information confusion because not all information is equal. That’s why being passive receivers of news and information is no longer adequate in this new century’s Digital Age mediasphere. Since we lived in democratized media, participation is vital. We must learn to use media by becoming active participants in the way we consume and create our own trusted information. So, here through every platform of media social that I have, I help to promote to become an active user of media with the hope that I and everybody else could make informed judgments about the significance of what we see.

Besides media, my project encompasses the field of education, water sanitation, and economic. In 2013, I founded Bangun Desa, an empowerment program for rural communities that focus on helping solve people’s problems using a community-based approach. In 2017, I joined a research team to design the system of water supply and sanitation technology in Sujung, Banten. You can read the output in Ijaseat Journal.

This blog is my personal space to pour everything that comes in mind, to have fun and be creative. I used to write many topics I deeply care such as travel tales, media, and technology or just some random thoughts about my running activity. Oh, yes one more thing you should know about me is that I love running SO MUCH! When I go out for a run for a few miles, I feel happy and alive. If I don’t run for a few days, I really start to miss it. Running grow on me.

If you want to join me, I would be very happy. I usually spend my spare time running in the Jakarta neighborhood.

copy-of-introducing

149 thoughts on “About

  1. blackpeople

    udh gg da yg ragu lg klu u ntu pny prestasi yg membanggakan..

    ttp smagat n pntang menyerah..
    yakinlah kau pzt biza meraihnya

    Like

    Reply
  2. Mimpi Siang Bolong

    Menarik sekali membaca perkenalan ini. ceritanya mengalir dan lengkap. Banyak lho yang punya nama “cantik”, menarik tetapi ketika kita tanyakan artinya apa, mereka pada tidak tahu. Yang patut kita tahu adalah, nama merupakan harapan. Begitu kan? Ketika orang tua anda memberikan nama, mereka berharap…harapan adalah doa.

    Turut berharap, semoga apa yang mereka harapkan terwujud dalam diri anda.

    Salam Takzim.

    Like

    Reply
    1. Tina Latief Post author

      betul mas, nama itu adalah doa dan harapan untuk kita dari orang tua…pasti memilih nama itu engga asal..
      Kalau ada yang bilang apalah arti sebuah nama, saya kok kurang setuju…

      Like

      Reply
  3. Falzart Plain

    Saya waktu baru lahir juga punya 3 calon nama, keduanya unik dan punya filosofi berdasarkan saya diharapkan seperti apa, tapi satunya adalah nama biasa yang sangat pasaran, tapi bermakna juga. Nama saya adalah nama yang pasaran itu, tapi nama yang punya filosofi sebagaimana kedua nama lainnya. Makanya karena nama saya pasaran, saya ganti jadi begini… Haha…

    Actually, I don’t really understand English, maybe I have misperception about this post. So, I apologize, sorry…

    Like

    Reply
  4. Abu Alifa

    Subhanallooh…
    Sungguh,tak terbantahkan betapa Maha Suci Alloh yang telah menciptakan hambaNya yang berhati permata.teruslah menulis,permata..
    torehkan tinta cintamu meskipun setetes demi setetes,itu akan sangat bermakna buat hati2 yg dahaga akan beningnya embun di pucuk rumput tanggul desa.
    semesta kan memayungimu bila tegap langkahmu lurus dijalanNya.tutuplah dirimu dengan hijab pelindung kejinya fitnah dunia..ikhlaslah permata…damaimu dunia,hijabmu adalah pembuka JannahNya..
    ~kami yg diujung pelangi~

    Like

    Reply
  5. Evi

    Eh ternyata saya belum meninggalkan jejak disini..
    Namamu panjang ya Tina, sepanjang kisah yang melatar belakanginya. Namun namanya manis sekali 🙂

    Like

    Reply
  6. mechtadeera

    wah..sejarah namanya panjang ya… tapi memang namanya cantik & artinya bagus….benar2 doa dari kakek nenek & ortu ya…
    salam kenal, Tina 🙂

    Like

    Reply
  7. ivanprakasa

    Salam kenal… wah namanya panjang ya? Itu anugrah loh hehhee…. harus disyukuri meski sulit diucapkan oleh orang lain krn pemberian orang tua. 😀
    Tapi kalo panggilannya Tina, itu sangat mudah diucapkan dan diingat kok 😀

    Like

    Reply
  8. Yudhi Hendro

    Pasti punya pengalaman yang mengesankan waktu tinggal di desa… bermain di sawah, mandi di sungai. Memori masa kecil yang tetap akan teringat walaupun sudah bertahun -tahun lamanya 🙂

    Like

    Reply
  9. rotyyu

    Saya juga suka Wayang, sayangnya belum bisa bahasa Jawa level advanced kayak di pewayangan jadinya jarang nonton Wayang. Btw, namanya itu dari dunia pewayangan juga??

    Like

    Reply
    1. Tina Latief Post author

      iya mas, akhrnya 😀
      saya agak bosen dengan teman lama.. Mungkin kalau ada yang lebih sreg nanti ganti lagi 😀

      Like

      Reply
  10. Gara

    Halo Mbak, salam kenal… saya meninggalkan jejak di sini… terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar di blog saya. Wah sosiologi, menarik sekali bidang studinya Mbak :hehe. Saya izin berkunjung dan baca-baca yaa :)).

    Like

    Reply

Any comments? just post!