Yang selalu terbayang di dalam pikiran saya adalah sebuah keharmonisan. Keharmonisan dari sebuah interaksi dan perjuangan para kaum petani desa yang terbingkai dalam sebuah kerangka manis bernama kehidupan.
Tidak banyak pasar tradisional yang saya ketahui. Namun, ada salah satu pasar yang selalu saya gemari tatkala berkunjung ke Yogya. Pasar yang selalu bersaja, menampakkan aktivitas warga desa yang khas daerahnya. Adalah Pasar Trowono yang terletak di sebuah perkampungan di dataran tinggi di Gunung Kidul.
Tetapi berbeda dari kunjungan biasanya, kali ini saya berkunjung saat sore hari di mana tak ada lagi aktivitas jual beli di pasar. Entah apa yang membawa saya dan teman saya, Mj, ke mari. Kami spontan saja bermain-main ke tempat ini.
Keadaan pasar tentu saja nampak sepi, lengang. Terdengar keriuhan di bawah barak-barak, namun bukan aktivitas para pedagang melainkan anak-anak kucing yang sedang bermain. Di luar pasar, beberapa kios nampak buka namun tetap saja, sepi tanpa pengunjung. Keadaan ini kontras sekali dengan keadaan pasar di saat sedang aktif yang ramai dan penuh hiruk pikuk.
Biasanya akan ada banyak sekali pedagang yang menjual beragam dagangan di sini. Seperti yang bisa saya ingat, ada banyak penjual ikan, buah, sayur, dan peralatan rumah tangga seperti perkakas dari anyaman bambu serta alat-alat pertanian seperti cangkul, parang dan gathul. Yang unik, biasanya akan ada angkutan umum yang mungkin usianya sudah puluhan tahun. Yang biasanya akan dinaiki oleh orang sekaligus hewan ternak yang akan dijual di pasar.
Dulu saya pernah dua kali iseng belanja di sini. Waktu itu selepas lari pagi, saya mampir ke tempat ini membeli ikan dan sayuran untuk membuat sup. Di sini, saya berkesempatan menawar ikan dari bapak-bapak penjual ikan. Berharap mendapatkan ikan dengan harga yang lebih murah, namun saya justru ditertawakan karena ketahuan menggunakan bahasa Jawa yang kacau. 😀
Berinteraksi dengan orang-orang di pasar ini juga menyenangkan. Dulu saya juga pernah hunting foto di sini dan orangnya ramah-ramah. Ah… saya jadi kangen jalan-jalan ke sini lagi. Berada dalam suasana ini justru membuat saya kaku dilanda rindu.
Selanjutnya Karena sepi, tak banyak yang bisa saya lakukan melainkan hanya mencari objek menarik untuk difoto. Beberapa yang dapat di antaranya foto neraca besar yang biasanya digunakan untuk menimbang barang-barang berat, barak-barak kosong, dan karung-karung besar berisi jagung. Foto-foto ini menurut saya unik. Dengan melihatnya saja seolah bisa menceritakan peristiwa sesungguhnya yang biasanya terjadi di tempat ini.
Sementara waktu, bolehlah berimajinasi dengan foto ini dulu. Di lain kesempatan, semoga saya bisa menuliskan lebih banyak cerita tentang aktivitas di Pasar Trowono yang ramah ini.
©Tina Latief 2016
Pasar Tradisional Trowono
Karang Asem, Paliyan, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta
Koordinat: -8.047566, 110.521482
jadi ingat, sudah lama sekali saya tidak mampir ke pasar tradisional. 🙂
kalau pagi-pagi pasti ramai sekali ya mbak. 😀
LikeLike
Iya kalau pagi ramai, tapi ya kalau hari tertentu saja. Nah, yuk ke pasar tradisional, jangan ke mall terus hehe
LikeLike
Bersih ya pasarnya.. kan ada yg udah tutul tetep keliatan kotor. Apa karena fotomu bagus aja ya jd keliatan bersih?? 😀
LikeLike
iya mba, pasarnya bersih ini. Tidak seperti yang di kota. Hehe fotonya ya gini deh mba..
LikeLike
ini kesunyian macam apa, tempat yang biasanya amat ramai…rasanya jadi unik kalau disinggahi. Dan iya saya juga pasti nebak2 berjualan apakah disini dan disana
LikeLike
Hehe iya, tapi agak aneh juga sebetulnya mampir ke pasar tutup 😀
LikeLike
kok tutup ya? APa memang buka di hari tertentu saja?
btw, foto-fotonya bagus mbak
LikeLike
iya bukanya pagi hari di hari Kliwon..
Makasih mas ecky 🙂
LikeLike
jadi kangen ke pasar sama nenekku.. Tapi sepi amat yaaa
LikeLike
Iya kak Eka, ini bukanya pas pagi hari lima hari sekali..
LikeLike
Sepi banget pasar nya macam tak ada kehidupan hahaha
LikeLike
Haha lha iya orang bukanya pagi harusnya 😀
LikeLike
jadi berasa aneh ya kalo pasarnya sepi gitu… hehehe.
LikeLike
Hehe iya mas.. lain kali ceritanya pas buka deh biar ngga aneh 😀
LikeLike
Aku suka ke pasar tradisional. mungkin karena bawaan pas masih balita kali ya, sering diajak bibi ke pasar, keterusan sampe tua gini.
Btw, foto orang lari maraton di header itu, si Rian bukan?
LikeLike
Di daerah mas nama pasar tradisionalnya apa?
Wah saya ngga tahu mas namanya, itu foto yang diambil sama komunitas lari kami (Derby) waktu Jakmar 2015 kemarin. Wah jangan-jangan kenal ya? 😀
LikeLike
Iya, Rian itu temen kantorku dulu. Suatu kebetulan yg langka. 😀
LikeLike
Wah haha kebetulan sekali ya… 😀
LikeLike
mirip pasar di kampung ku.
LikeLike
Kampungnya di mana mba? 🙂
LikeLike
kamu mau nyari apa sore sore di situ?
LikeLike
nyari bakmi jawa sih maunya hihi
LikeLike
Aku juga suka main ke pasar mba Tina, bukan buat belanja siy tapi buat motret dan ngamatin aktivitas warga lokal di sana hehehe😀.
LikeLike
Iya mba Molly, saya juga seperti itu. Tapi kadang supaya tidak dianggap sombong oleh warga ya iseng-iseng belanja saja sekalian.. murah meriah dan fresh..
LikeLiked by 1 person
Setuju mba.. belanja di pasar tradisional itu seru ! 😀
LikeLiked by 1 person
Iya mba, seru ketemu orang-orang dan bisa belajar nawar
LikeLike
Iya tapi kenapa kalo di daerah jawa itu pasarnya tidak setiap hari buka ya kak ?
Salam kenal kak tina 🙂
LikeLike
Terima kasih atas kunjungannya, panggil saja Tina ya 🙂
Iya kalau di Jogja hari buka pasarnya tidak setiap hari. Sejarah pastinya saya sih tidak tau, tetapi jika dilihat secara kasat mata menurutku karena menyesuaikan kebutuhan warga juga. Kalau setiap hari pasar buka yang dijual kan tidak ada kalau petani…
LikeLike
foto-foto di pasar itu seru yaaa, banyak momen menarik yang ditangkap….asal tahan sama amis dan beceknya aja sih 😀
LikeLike
Oh tenang di sini pasarnya engga amis dan becek 🙂 pasarnya friendly kok..
LikeLike
A arsenal de lascívia em outras palavras peixe pode estar no convívio de 200 e também 300 gramas junto vários
vegetação destinado a abranger os lumes e buchada.
LikeLike
Sekarang pasarnya sudah di renovasi
LikeLike