SORE itu hujan baru saja reda tatkala teman saya menghidupkan mesin motornya dan menyeret saya ke belakang punggungnya. Seperti biasa, ia tidak memberi tahu terlebih dahulu ke mana ia akan membawa saya. Saya pun tidak banyak bertanya, menurut saja tatkala ia mulai melajukan motornya menembus dinginnya jalanan yang masih basah. Setelah beberapa meter keluar dari gang rumah, kami lantas menyusuri jalan ke arah kota. Namun rupanya kami tidak ke sana. Ia mengarahkan motornya menuju tikungan jalan yang masuk ke sebuah perdesaan yang belum pernah saya jamah sebelumnya.
Hamparan persawahan yang sangat luas dan pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi menyapa ramah kedatangan kami. Udara segar dari arah selatan menghembuskan bau basah air hujan yang langsung menerpa kulit wajah yang tersembunyi di balik kaca helm. Sejenak saya mengagumi pemandangan yang elok itu. Saya tidak menyangka ada tempat dengan persawahan seluas itu. Tidak sabar menunggu kejutan, sayapun bertanya ke mana destinasi kami sebenarnya. Namun alih-alih menjawab, ia malah menghentikan laju motornya, menepi ke arah sekelompok pemuda yang tengah berteduh di warung kosong di pinggir jalan.
“Permisi, Mas. Arah ke Gunung Ireng di mana ya?” tanya teman saya ke salah seorang pemuda di warung itu.
Oh, rupanya ke sini tujuan kami. Sayapun menjadi tersenyum sendiri di belakang punggungnya sambil membatin, “Dasar. Kenapa tidak bilang dari tadi”.
Lantas, kamipun kembali meneruskan perjalanan sesuai arahan. Setelah melewati perempatan Semar (perempatan yang di tengah-tengahnya terdapat patung Semar), kami berbelok ke arah jalan yang aspalnya telah rusak. Motor matic yang kami tumpangi seakan mengerang tatkala kami mulai mendaki jalanan ini. Beruntunglah jalanan ini tidak panjang. Setelah beberapa meter dari jalan utama, saya mulai melihat sebuah jalan setapak bertuliskan “Selamat Datang di Wisata Gunung Ireng”. Gunung Ireng, seperti namanya merupakan gunung batu berwarna hitam. Penampakannya seperti pegunungan purba di Langgeran. Hanya saja, pegunungan ini tidak seluas dan setinggi pegunungan-pegunungan yang ada di sana.
Tempat wisata ini masih merupakan bagian dari wisata eksotis yang tengah dikembangkan di Gunung Kidul. Untuk masuk ke dalamnya, wisata alam yang terletak di Kecamatan Patuk itu bahkan belum menarik biaya retribusi. Tempatnya terbilang sederhana, cukup dihiasi beberapa gazebo yang nampaknya sudah lama berdiri. Namun ketika sampai di puncaknya, kita akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan kehijauan yang membentang sejauh puluhan kilometer.Lagi-lagi saya dibuat kagum oleh pemandangan indah di daerah ini. Panorama alam yang tersaji masih sangat alami, menampilkan suasana perdesaan yang khas akan kedamaian dan gambaran kesuburan.
Sayapun jadi bertanya sendiri. Sebenarnya, ada seberapa banyak wisata alam yang telah saya ketahui? Dan rupanya, masih banyak wisata alam di Gunung Kidul yang belum saya ketahui. Dalam hati sayapun membatin, “Berwisata di Jogja benar-benar tidak ada habisnya”.
***
Andai saat itu cuaca mendukung, mungkin saya akan sangat betah duduk-duduk di batu sambil melamun. Untuk ukuran saya, tempat ini sangat ideal untuk berkumpul sesama teman, membuat membuat api unggun dan bermain gitar.
Namun karena saat itu baru saja hujan dan mulai gerimis, saya memilih untuk duduk-duduk di bawah gazebo. Sambil menatap senja dan wajah teman saya secara bergantian, saya berkata “Terima kasih sudah membawaku ke sini”. Dan kamipun tersenyum, tertawa dan ah… sudahlah. Hari telah menjelang malam. Kami harus turun dan kembali meneruskan perjalanan.
©Tina Latief 2016
Aku kesananya pas sunrise. Gak hujan sih, tapi kabut tebelll.
LikeLike
Kalau lagi berkabut kaya apa Qied? kayanya keren kaya di Mangunan, berkabut seperti negeri di balik awan
LikeLike
bagus banget itu sawahnya , aku suka abnget lihat sawah apalagi kl sudah menguning
LikeLike
Iya, pasti bagus dan beda lagi pemandangannya… Tunggu sampai menjelang masa panen ya 🙂
LikeLike
destinasi baru … gunung kidul banyak tempat2 yang menarik ..
kayaknya gunung ireng ini juga bakalan ngetop …kalau anak2 alay sudah selfie disini .. 🙂
LikeLike
Hehe, asal tidak menginjak-injak saja, bang…
Eh, tapi kalau mau menginjak-injak batu boleh saja sih 😀
LikeLike
Haiii Tina, aku berkunjung balik ke blog mu.
Benar Tina, wisata Gunung Kidul, Jogja dan sekitarnya emang nga pernah ada habisnya yach. Rasanya banyak bangat yang bagus-bagus dan masih asri.
LikeLike
Halo Mba Adelin…
Terima kasih ya sudah berkunjung 🙂
Suka ke Jogja kah? iya, di sini ternyata masih banyak tempat wisata. Yang belum terekspose juga banyak, terutama wisata kuliner..
LikeLiked by 1 person
Setahun sich diusahakan sekali ke Jogja Tina. Karena bisanya pergi pas weekend jadi nyicil2 dech keliling sekitar Jogja. hehehe
LikeLike
Setahun sekali bolehlah, nanti bisa jalan-jalan di sini juga mba 🙂
LikeLiked by 1 person
Iya Tina, apalagi sudah ada koordinatnya tinggal aku simpan ini buat ancer-ancer jalannya.
LikeLike
Sip, Mba… semoga segera ada kesempatan untuk ke sini 🙂
LikeLiked by 1 person
Suka bangeeet sama viewnya yang keren mba😍. Bikin betah😊.
LikeLike
Kapan-kapan boleh berkunjung ke sini 🙂
LikeLike
Kalo ada rezeki pingin main ke Jogja lagi mba. Aku suka suasananya, adem😊
LikeLike
Saya doakan supaya rizkinya lancar Mba Molly…
Nanti kabar-kabar ya kalau mau ke Jogja, siapa tahu bisa barengan merasakan ademya Jogja 🙂
LikeLiked by 1 person
Aamiin… makasih mba Tina. Insya Allah aku kabari kalo kesana😀
LikeLiked by 1 person
aku baru mendengar ada gunung ireng ya kaaak 😀
hahaha bagus kayaknya
LikeLike
Bagus, kapan-kapan boleh travelling ke sana 🙂
LikeLike
Ajak saya ya mbk
LikeLike
Boleh mas 🙂
LikeLike