Minum teh adalah salah satu hal yang paling saya suka. Tetapi sesuka-sukanya dengan teh, minum teh bisa jadi tidak selalu enak. Meskipun berasal dari teh yang sama sekalipun. Misalnya kalau teh itu dibuat oleh orang yang sangat suka rasa manis. Gula yang diberikan pasti lebih banyak dari takaran sendiri. Teh itu pasti tidak jadi enak di mulut orang yang tidak suka terlalu manis seperti saya. Atau kalau misalnya teh dibuat dengan kekentalan yang berbeda. Rasanya pasti juga sudah beda.
Sebenarnya ada satu lagi yang membuat teh itu tidak selalu enak. Yaitu momennya.
Dalam penemuan saya mengenai minum teh, momen atau timingnyalah yang paling banyak menentukan kenikmatan saat minum teh. Misalnya biasanya saya minum teh pagi hari sebelum berangkat ke kampus atau waktu sore hari sambilan baca buku. Rasanya memang beda ketika saya disuguhi teh panas saat matahari sedang terik. Rasanya tidak enak.
Segala sesuatunyaitu pokoknya memang hanya bisa enak jika takarannya tepat plus momennya juga tepat. Yang berlebihan dan datang tiba-tiba sudah jelas tidak enak.
saya maniak teh mbak… bagi saya teh nggak pernah nggak enak… eh pernah ding, ketika gulanya berlebihan 😀
LikeLike
Aku udah berenti minum teh skr hehe padahal enak yaa
LikeLike
kok berhenti mba? ada pantangan minum teh kah?
LikeLike
Ngurangin gula Tin hehe. Jd berenti ngopi+teh+susu. Udh 3 bulan ini sih
LikeLike
untuk minum teh rasanya saya tak perlu timing tertentu, hanya saja kalau bukan pagi hari justru lebih suka tanpa gula
LikeLike
ya itu termasuk timing kan mas 🙂
pagi ngga pakai gula, siang atau malam pakai gula…
LikeLike
Kalo aku, takaran & waktunya gak penting. Soalnya aku suka banget teh. Yang lebih penting adalah… teh apa?? Aku soalnya suka teh normal. Kalo lagi ngapain, tau-tau tehnya yang ada campuran bumbu semacam licorice gitu, hancurlah sudah semuanya!! *lebay*
LikeLike